Trading adalah istilah yang digunakan secara umum untuk menggambarkan aktivitas perdagangan atau jual beli saham dalam waktu singkat. Berbeda dengan istilah investasi atau “nabung” saham yang diterapkan jangka panjang (tahunan), trading dilakukan hanya dalam hitungan pekan, hari, jam, menit, bahkan detik.
Dibanding investasi, trading memiliki risiko yang relatif lebih besar. Inilah mengapa seorang trader perlu menguasai strategi untuk meraih keuntungan atau imbal hasil (capital gain*) seoptimal mungkin sekaligus menghindari kerugian (capital loss**).
* Capital gain: Selisih harga jual dan harga beli dari suatu transaksi saham di mana harga jual lebih besar dari harga beli.
** Capital loss: Selisih harga jual dan harga beli dari suatu transaksi saham di mana harga jual lebih kecil dari harga beli.
Terdapat banyak jenis strategi trading di dunia pasar saham. Namun, strategi yang paling umum bisa ditinjau menurut durasi perdagangan serta tren pergerakan harga.
Strategi Trading Berdasarkan Durasi Perdagangan
1. Day Trading
Day trading memperdagangkan saham dengan frekuensi tinggi dalam hitungan jam. Trader memperoleh sedikit keuntungan atau kerugian per transaksinya. Mereka memanfaatkan sinyal jual beli jangka pendek.
Ada versi day trading di mana trader memperdagangkan saham dalam waktu yang lebih singkat lagi (hitungan menit atau detik), yakni scalping. Umumnya, scalping dilakukan dengan frekuensi yang lebih tinggi serta keuntungan atau kerugian yang lebih sedikit pula per transaksinya.
2. Swing Trading
Sementara itu, swing trading memperdagangkan saham dengan frekuensi rendah–sedang dalam hitungan hari–pekan. Trader memperoleh lebih banyak keuntungan atau kerugian per transaksinya. Mereka memanfaatkan indikator tren dan momentum.
Strategi Trading Berdasarkan Tren Pergerakan Harga
1. Trend Following
Strategi trading ini mengikuti tren pasar disertai analisis teknikal untuk membeli saham ketika mulai masuk periode bullish*. Trend following cenderung mudah diterapkan, terutama oleh para scalper ataupun swing trader, tetapi tetap butuh akurasi supaya harga beli saham tidak terlalu mahal.
2. Contrarian
Kebalikannya, contrarian justru membeli saham ketika masih berada di periode bearish** dan akan berbalik arah ke bullish. Strategi contrarian dapat menghasilkan imbal hasil berkali-kali lipat, tetapi butuh cukup banyak pengalaman untuk menerapkannya.
* Bullish: Sentimen positif ketika pasar saham kian menguat alias uptrend.
** Bearish: Sentimen negatif ketika pasar saham kian melemah alias downtrend.
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Apa Strategi Trading Andalan Anda?
Day trading
Swing trading
Trend following
Contrarian
You can vote for more than one answer.
Comments