Dividend Investing, Peroleh Pendapatan Pasif dari Saham
- Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram
- 14 Nov 2024
- 2 menit membaca
Diperbarui: 23 Okt
Dividend investingĀ adalah strategi investasi yang berfokus pada saham-saham yang rutin membagikan dividen. Strategi ini biasanya diterapkan oleh investor jangka panjang yang tidak secara aktifĀ memperdagangkan saham mereka guna memperoleh capital gain.
Dividen sendiri pada umumnya diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai (dividen tunai), tetapi bisa juga berupa saham tambahan (dividen saham).

Memilih Saham untuk Dividend Investing
Tak semua saham cocok dijadikan dividend investing. Ada beberapa kriteria yang harus investor amati:
1. Dividend YieldĀ ā Tingkat keuntungan dividen (%) dibanding harga saham yang dibayarkan. Saham dengan dividend yieldĀ tinggi berkisar di angka belasan persen.
2. Dividend Payout RatioĀ ā Persentase total dividen yang dibagikan terhadap laba bersih perusahaan pada periode tertentu. Rasio yang sehat berkisar antara 30ā55%, lebih dari itu mungkin tidak akan berkelanjutan.
3. Dividend HistoryĀ ā Riwayat pembagian dividen, apakah rutin 1ā2 kali dalam setahun.
4. Dividend Growth RateĀ ā Pertumbuhan dividen dari periode ke periode.
IDX High Dividend 20
Guna memudahkan investorĀ dalam menyeleksi saham untuk dividend investing, Bursa Efek Indonesia menyediakan indeks berisi 20 saham terbaik yang rutin membagikan dividen dengan yieldĀ yang tinggi pula. Berikut daftar efektifnya hingga 3 Februari 2026:
ACES | ADRO | AKRA | ANTM | ASII |
BBCA | BBNI | BBRI | BMRI | BNGA |
HMSP | INDF | ITMG | JPFA | PGAS |
PTBA | SIDO | TLKM | UNTR | UNVR |
Kelebihan dan Kekurangan Dividend Investing
Bagi investor yang menerapkan strategi dividend investing, volatilitas pasar bukan masalah besar. Saham-saham dividen cenderung lebih stabilĀ sehingga pemantauan gerak harga bisa dilakukan secara minimum. Investor juga dapat memitigasi risiko dengan reinvestasi dividen.
Namun, untuk memperoleh keuntungan signifikan dari dividen, investor harus menanamkan modal dengan nilai yang cukup besar. Mereka juga perlu mempertimbangkan kemungkinan buruk seperti penurunan laba perusahaan sehingga sewaktu-waktu tidak ada pembagian dividen. Selain itu, pertumbuhan perusahaanĀ yang rutin membagikan dividen biasanya lebih lambatĀ karena sudah mapan, berbeda dengan perusahaan yang masih berkembang.
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).




Komentar