Mengatasi Bias Investasi: Jangan Salah Ambil Keputusan!
- Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram
- 4 Sep
- 2 menit membaca
Diperbarui: 16 Sep
Bias dalam pengambilan keputusan investasi sering kali terjadi. Loss aversion, overconfidence, anchoring, recency, hingga confirmation bias dapat mengurangi keuntungan atau bahkan menyebabkan kerugian. Bagaimana cara meminimalisir bias-bias tersebut?

Macam-Macam Bias Investasi dan Solusinya
Loss Aversion
Untung-rugi pada investasi merupakan hal wajar. Namun, sebagian orang enggan menerima kerugian sehingga menahan investasi mereka terlalu lama dengan harapan akan pulih, padahal meninggalkannya jelas lebih bijaksana.
Solusinya:
Diversifikasi investasi untuk mengurangi dampak emosional dari suatu aset yang berkinerja buruk.
Tetapkan aturan cut-loss yang realistis dan patuhi.
Rutin rebalancing portofolio tiap 3ā6 bulan sekali atau ketika alokasi aset telah menyimpang dari rencana.
Overconfidence
Terlalu percaya diri dalam memilih aset atau memprediksi pergerakan pasar bisa menyebabkan overtrading, abai terhadap prinsip-prinsip dasar investasi, hingga mengambil risiko yang tidak perlu.
Solusinya:
Andalkan strategi berbasis data dan tinjau kinerja aset secara teratur.
Batasi frekuensi trading sesuai keperluan (misal 1ā3 kali sebulan).
Catat tiap transaksi yang bersifat impulsif untuk dievaluasi kemudian.
Anchoring
Seseorang dengan bias anchoring enggan mencari informasi baru dan cenderung terpaku pada satu informasi spesifik sebagai referensi, misalnya rekomendasi harga saat membeli sebuah aset, padahal informasi tersebut tidak lagi relevan.
Solusinya:
Fokus pada nilai wajar, valuasi, atau prospek masa depan, bukan harga beli.
Buat checklist fundamental yang diperbarui berkala sesuai dengan kondisi makro dan mikroekonomi.
Refleksi alasan beli dan target saat posisi masuk, bandingkan dengan realitas sekarang.
Recency & Confirmation Bias
Recency bias yakni terlalu menekankan tren terkini tanpa mempertimbangkan peristiwa di masa lalu atau data jangka panjang, sementara confirmation bias adalah kecenderungan hanya memilih informasi yang mendukung opini pribadi dan mengabaikan yang bertentangan. Dampaknya antara lain: arah keputusan impulsif, potensi hilangnya wawasan penting, gagal melihat tanda-tanda peringatan, serta terjebak pada strategi yang salah.
Solusinya:
Fokus pada kinerja historis dan tren pasar jangka panjang untuk perspektif yang lebih seimbang.
Aktif mencari sudut pandang yang berlawanan (argumen kontra) dan tinjau beragam sumber informasi.
Bersikap terbuka ketika ada informasi baru yang lebih kredibel.
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).




Komentar