Nilai saham perusahaan selalu bergerak dinamis mengikuti kondisi ekonomi makro dan mikro. Lantas, bagaimana investor mengetahui bahwa saham sedang berada di harga murah, wajar, atau mahal? Hal tersebut penting untuk menentukan kapan kita harus membeli dan menjual saham.
Harga wajar saham sendiri adalah harga saham yang dinilai adil berdasarkan analisis kinerja keuangan emitennya. Penilaian bisa dilakukan dengan cara membandingkan rasio kinerja antar-emiten di sektor industri serupa.
Rasio kinerja yang digunakan untuk menilai harga wajar saham antara lain PER, PBV, dan DY.
1. Price to Earnings Ratio (PER)
Price to Earnings adalah rasio harga saham terhadap laba perusahaan per jumlah saham beredar (Earning per Share alias EPS). Formula PER dapat dirumuskan sebagai berikut.
Contoh 1
Saham perusahaan manufaktur A saat ini berada di harga Rp5.000. Laba bersih kuartal sebelumnya adalah Rp750.000.000, sedangkan jumlah saham beredar ada 1.500.000.
PER = 5.000 / (750.000.000 ÷ 1.500.000) = 10
Jika perusahaan manufaktur lainnya memiliki PER pada rentang 0,86–43,45 dengan rata-rata 14,82*, dapat disimpulkan bahwa harga saham perusahaan A cenderung undervalued (murah) karena PER-nya berada di bawah rata-rata.
*Berdasarkan artikel jurnal “Price earning ratio, ukuran dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia” (Wiratno & Yustrianthe, 2022).
2. Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value adalah rasio harga saham terhadap nilai buku atau aktiva bersih per jumlah saham beredar (Book Value per Share alias BVPS). Formula PBV dapat dirumuskan sebagai berikut.
Contoh 2
Saham perusahaan manufaktur X saat ini berada di harga Rp10.500. Nilai buku kuartal sebelumnya adalah Rp5.000.000.000, sedangkan jumlah saham beredar ada 1.000.000.
PBV = 10.500 / (5.000.000.000 ÷ 1.000.000) = 2,1
Jika perusahaan manufaktur lainnya memiliki PBV pada rentang 0,17–7,45 dengan rata-rata 1,86*, dapat disimpulkan bahwa harga saham perusahaan X cenderung overvalued (mahal) karena PBV-nya berada di atas rata-rata.
*Berdasarkan artikel jurnal “Price earning ratio, ukuran dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia” (Wiratno & Yustrianthe, 2022).
3. Dividend Yield (DY)
Dividend Yield adalah rasio dividen per lembar saham terhadap harga saham. Formula DY dapat dirumuskan sebagai berikut.
Contoh 3
Perusahaan finansial B pada suatu periode membagikan dividen sebesar Rp350 per lembar saham. Harga sahamnya saat itu adalah Rp5.000.
DY = (350 / 5.000) × 100% = 7%
Makin tinggi DY suatu saham dibanding emiten lain di sektor industri serupa, makin baik pula kinerja suatu emiten dan kewajaran harganya. DY juga diharapkan terus meningkat setiap periode pembagian dividen.
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Comments