top of page

Money 101: Istilah Finansial Kekinian

  • Gambar penulis: Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram
    Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram
  • 16 Jun
  • 2 menit membaca

Tren keuangan berkembang dari masa ke masa. Cara orang mengelola pendapatan mereka terus mengikuti perubahan kondisi makroekonomi yang terjadi. Istilah-istilah finansial baru pun bermunculan terkhusus di kalangan generasi muda. Apa saja di antaranya?


Diskon belanja online
Sumber Gambar: Freepik

Loud Budgeting


šŸ’” Konsep pengelolaan keuangan yang terbuka dan vokal kepada orang lain sehingga bisa lebih percaya diri ketika harus menolak pengeluaran tertentu maupun bicara kapasitas finansial.


Tren ini muncul untuk mengatasi kebiasaan belanja impulsif yang sering kali mengganggu anggaran yang sudah dibuat.


Doom Spending


šŸ’” Perilaku konsumtif yang dipicu oleh stres atau cemas terhadap ketidakpastian masa depan; menghamburkan uang untuk barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan sebagai bentuk ā€œpelarianā€ dari tekanan hidup.


Dengan kata lain, doom spending merupakan sebuah coping mechanism yang seharusnya dihindari. Carilah dukungan dari relasi terdekat agar masalah tidak terus berlanjut.


Spaving


šŸ’” Gabungan kata spending dan saving; fenomena ketika seseorang membelanjakan uang ekstra agar terkesan lebih hemat, tetapi kadang justru boros.


Misalnya, sengaja menambah pembelian barang seharga Rp15.000 di e-commerce supaya mendapat gratis ongkos kirim sebesar Rp8.000. Dalam kasus lain, seperti membeli dua unit barang karena promo buy two get one, padahal sebenarnya hanya butuh satu unit.


Soft Savings


šŸ’” Pendekatan menabung yang lebih fleksibel dan memprioritaskan kesejahteraan masa kini, alih-alih menabung secara agresif hingga tidak bisa menikmati hidup (biasa disebut hard savings sebagai lawannya).


Namun, pendekatan ini tentu mendatangkan tantangan baru seperti potensi pengeluaran berlebih, sulit mencapai tujuan keuangan jangka panjang, hingga kurang matangnya rencana masa depan.


48-Hour Rule


šŸ’” Aturan tunggu 48 jam atau 2 hari sebelum membeli barang sekunder atau tersier dengan tujuan berpikir ulang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak.


Praktik ini sangat berguna untuk mencegah belanja impulsif ataupun bentuk pemborosan lain terlepas dari hasil akhirnya: beli atau tidak.


F.I.R.E


šŸ’” Singkatan dari ā€œFinancial Independence, Retire Earlyā€; gerakan memperoleh kebebasan finansial sehingga memiliki dana yang cukup (dari tabungan atau passive income) untuk melanjutkan hidup pasca-pensiun dini.


Gerakan F.I.R.E pada dasarnya dilakukan dengan cara menabung ekstrem, jauh dari standar yang disarankan—besarnya mencapai 50 hingga 75 persen dari total pemasukan. Hal tersebut wajib diiringi serangkaian upaya lainnya, termasuk investasi.


Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).



Ā 
Ā 
Ā 

Kommentare


KAF Sekuritas Indonesia

Kontak

Distrik 8, Menara Perbendaharaan, Unit Lantai 28. D, SCBD Lot.28
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-54, Jakarta - 12190, Indonesia.

Pelayanan pelanggan:

(+62) 21 5012 3175 ext 001
(+62) 811 8853 175
cs@kafsekuritas.co.id

  • LinkedIn
  • Youtube
  • Instagram

Tautan Langsung

Pelaporan Pelaporan:

(+62) 081 1853 185
wbs@kafsekuritas.co.id

toko bermain
toko aplikasi

Nomor Berburu:

(+62) 21 50123 175

(+62) 21 50123 185

logo diawasi ojk.png
Logo-idx.png
KSEI
Logo-ID-CLEAR-Full-Color.png
logo sipf.png
Inklusi Keuangan

Copyright 2023 oleh KAF Group

bottom of page