Berkat Potensi Laut, Indonesia Dominasi Industri Tuna Dunia
- Nesya Rahman
- 3 hari yang lalu
- 2 menit membaca
Diperbarui: 2 hari yang lalu
Indonesia menjadi salah satu produsen tuna terbesar di dunia dengan produksi mencapai 1,1 juta ton per tahun atau sekitar 15% dari total produksi tuna global. Posisi ini didorong oleh keunggulan geografis serta keanekaragaman hayati yang Indonesia miliki.
Terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, Indonesia berada di dua kawasan pembiakan tuna paling produktif di dunia. Garis pantai yang sangat luas serta perairan yang kaya nutrisi memungkinkan berbagai spesies tuna seperti skipjack, yellowfin, hingga bigeye tumbuh melimpah. Selain itu, sebagian besar aktivitas penangkapan ikan dilakukan di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia sendiri sehingga biaya operasional dapat ditekan dan kemandirian perikanan semakin kuat. Faktor-faktor itulah yang menjadikan Indonesia mampu mendominasi produksi tuna di tingkat global.

Dukungan Teknologi Penangkapan Ikan
Keunggulan Indonesia tidak hanya terletak pada geografis serta kekayaan keanekaragaman hayati, tetapi turut didukung oleh sistem penangkapan ikan yang beragam dan terintegrasi demi memastikan pasokan tuna stabil dan beragam sepanjang tahun. Mulai dari kapal industri besar, kapal penangkapan ikan menengah (purse seine, longline) serta ribuan kapal tradisional lainnya yang menggunakan metode berkelanjutan seperti pole & line dan handline. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia menangkap tuna juga untuk diekspor ke luar negeri dalam bentuk segar maupun olahan.
Dalam upaya menjaga keberlanjutan, pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan seperti zona penangkapan ikan yang diawasi, upaya yang selaras dengan Marine Stewardship Council (MSC), aturan pelacakan, kebijakan anti penangkapan ikan ilegal, serta pengelolaan stok tuna skipjack dan tuna kuning.
Industri Tuna dan Pengaruh Positif Ekonomi
Industri tuna telah menopang perekonomian warga Indonesiaākhususnya komunitas pesisir dan pulauādengan menyediakan ratusan ribu lapangan kerja, miliaran rupiah pendapatan ekspor, hingga perkembangan infrastruktur pelabuhan dan logistik.
Faktor-faktor seperti tradisi kuat dalam penangkapan ikan, armada yang besar dan beragam, industri pengolahan yang berkembang, serta pasokan yang konsisten sepanjang tahun menjadikan Indonesia pusat utama rantai pasok tuna di pasar internasional. Dukungan perairan yang sangat produktif tersebut lantas memperkuat dominansi Indonesia.
Emiten Perikanan di Indonesia
Meskipun tak ada emiten yang terkhusus hanya pada industri tuna, ada beberapa perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia yang berkaitan dengan perikanan, seafood, maupun budidaya perairan yang bisa menjadi pilihan investor.
PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. (DSFI): Bergerak di bidang rantai pasok seafood, mulai dari penangkapan atau pengadaan hingga pengolahan dan ekspor. Tuna termasuk dalam campuran produknya.
PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO): CP Prima berfokus pada budidaya perikanan (udang, pakan, dan pembenihan)āmenunjukkan besarnya bisnis pengolahan seafood yang tercatat dan beroperasi di Indonesia.
PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA): Sebagai perusahaan yang belum lama melantai di Bursa, ISEA mewakili model bisnis pengolahan seafood yang mutakhir di pasar modal Indonesia.
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sumber:
[1] Martyasari Rizky, āNegosiasi KKP Sukses, Kuota Tangkapan Naik-RI Jadi Raja Tuna Duniaā, CNBC Indonesia, 30 April 2025.




Komentar