Peluang & Risiko Sektor Kesehatan di Tengah Polusi dan Cuaca Ekstrem
- Nesya Rahman, Diva Alina, Tara Malakiano
- 23 jam yang lalu
- 2 menit membaca
Kualitas udara yang semakin memburuk disebabkan oleh pencemaran dari gas buang kendaraan bermotor, emisi industri batu bara, debu aktivitas konstruksi, hingga pembakaran terbuka sampah dan lahan[1]. Pembentukan aerosol sekunder dan kondisi meteorologis pun memperparah akumulasi polutan di atmosfer sehingga kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), asma dan bronkitis, risiko kanker paru-paru, serta masalah kardiovaskular meningkat di tengah masyarakat[2].
Kondisi tersebut lantas membuka peluang sektor kesehatan ketika orang banyak mencari obat-obatan dan vitamin, terlebih akibat cuaca ekstrem. Permintaan terhadap berbagai produk kesehatan ikut melonjak. Peningkatan kunjungan layanan medis mendorong aktivitas operasional rumah sakit sekaligus menjadi faktor yang dipertimbangkan pelaku pasar dalam menilai prospek jangka pendek sektor tersebut.
Sektor Kesehatan dalam Landscape Jangka Panjang
Selain didorong oleh meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan yang berkualitas, sektor kesehatan terus berkembang berkat transformasi digital seperti platform telemedicine, teknologi bedah, hingga peralatan medis berbasis AI. Berbagai hal dilakukan untuk mengatasi tantangan besar termasuk aksesibilitas dan ketimpangan infrastruktur demi layanan yang lebih cepat, tepat, dan terjangkau bagi masyarakat daerah.
Salah satu peluang terbesar ada pada industri farmasi yang kian menarik minat investor. Pasar farmasi diperkirakan mencapai nilai US$ 11 miliar di 2025 dengan sub-industri telemedicine diprediksi tumbuh 25% per tahun hingga 2027[3].

Industri farmasi Indonesia sendiri memainkan peran penting dalam mendukung sistem kesehatan nasional. Perusahaan-perusahaan besar seperti Kalbe Farma (KLBF), Kimia Farma (KAEF), dan Sido Muncul (SIDO) tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga memperluas jangkauan mereka ke pasar internasional. Pemerintah mendorong produksi obat generik dan vaksin lokal untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Sementara itu, industri rumah sakit menawarkan potensi besar untuk kolaborasi antarswasta-pemerintah. Mitra Keluarga (MIKA), Siloam (SILO), dan Hermina (HEAL) adalah beberapa contoh industri rumah sakit yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Tak hanya sampai di situ, investasi pada peralatan atau teknologi medis canggih juga sangat penting. Pada 2025, sebuah emiten di bidang solusi alat kesehatan dan laboratorium, Diastika Biotekindo (CHEK), turut melakukan penawaran saham perdana.
Tantangan Sektor Kesehatan
Meski memiliki prospek jangka panjang yang cenderung menjanjikan, sektor kesehatan dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti regulasi yang terus berkembang serta ketimpangan kualitas layanan antarwilayah. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi kinerja dan strategi ekspansi emiten sehingga perlu dicermati oleh investor.
Di sisi lain, meningkatnya kesadaran kesehatan, pertumbuhan kelas menengah, dan dukungan kebijakan pemerintah menjadikan sektor kesehatan cukup menarik untuk investasi jangka panjang. Dengan analisis yang tepat terhadap model bisnis dan risiko regulasi, saham-saham healthcare dapat menjadi pilihan strategis dalam diversifikasi portofolio.
Referensi:
[1] Kementerian Lingkungan Hidup, "Jabodetabek Alarm Polusi: KLH/BPLH Bergerak Serentak, Tak Ada Ruang Bagi Pencemar Udara", KLH/BPLH, 3 Juni 2025.
[2] Nafiysul Qodar, "Kualitas Udara Jakarta Senin Pagi 30 Juni 2025 Terburuk ke-2 Dunia: Waspada Dampak Buruk!", Liputan6, 30 Juni 2025.
[3] Sherin George, "Healthcareās Pivotal Moment: Mid-year 2025 Checkpoint for Growth, Innovation, and Resilience", Frost & Sullivan, 26 Agustus 2025.
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).




Komentar