Harga Saham Bisa Menipu, Begini Cara Cepat Valuasinya
- Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram
- 27 Agu
- 2 menit membaca
Harga saham di Bursa Efek Indonesia sangat bervariasi, mulai dari lima puluh perak sampai puluhan ribu rupiah per lembarnya. Akan tetapi, murah atau mahalnya harga saham tidak selalu menentukan kualitas.
Saham murah bukan berarti buruk, saham mahal juga tak selamanya bagus. Investor harus bisa menelaah apakah harga tersebut sesuai dengan valuasinya.

Harga Saham Murah vs āMurahanā
Murah ā Peluang. Terdapat dua kategori berbeda: saham murah (undervalued) dan saham āmurahanā (cheap for a reason).
Saham undervalued harganya lebih rendah dari nilai intrinsik atau nilai sebenarnya yang diestimasi berdasarkan potensi kinerja di masa depan sehingga berpotensi upside. Sementara itu, ada pula saham yang memiliki harga rendah karena fundamental lemah atau risiko besar sehingga dapat menjadi jebakan untuk investor.
Di sisi lain, saham murah dengan likuiditas tinggiāterlepas dari kualitasnyaāmenjadi kombinasi yang menarik bagi trader atau investor jangka pendek karena bisa masuk dan keluar lebih mudah.
Saham Mahal Selalu Bagus?
Body text Kebalikannya, harga pasar yang tinggi tidak otomatis mahal secara valuasi. Harga per lembar saham juga dipengaruhi jumlah saham beredar (bisa jadi berkaitan dengan aksi reverse stock split).
Arti āmahalā yang relevan dalam investasi yakni memiliki valuasi premium: rasio Price-to-Earnings (P/E), Price-to-Book Value (PBV), dan EV/EBITDA lebih tinggi dari rata-rata sektor atau pasar. Ini biasanya didukung oleh fundamental perusahaan yang kuat, pertumbuhan laba konsisten, dividen stabil, dan likuiditas tinggi.
Namun, saham mahal juga bisa berisiko karena harga mungkin naik karena euforia atau tren sementara, bukan kinerja nyata. Saham pun menjadi overvalued (harga pasar terlalu jauh di atas valuasi) dan rentan koreksi jika ekspektasi pasar tak tercapai.
Checklist Cepat Menilai Valuasi Saham
Lihat laporan keuangan tiga tahun terakhir: Pendapatan, laba bersih, arus kas operasi.
Hitung rasio utama: P/E, PBV, EV/EBITDA, Debt-to-Equity (DER), Return-on-Equity (ROE).
Periksa tingkat likuiditas: Nilai dan volume rata-rata transaksi harian (ADTV), bid-offer spread, % of free float traded.
Sentimen pasar dan berita: Apakah ada keputusan atau peristiwa yang memengaruhi pergerakan harga saham secara spontan?
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi, bukan rekomendasi membeli atau menjual saham tertentu. PT KAF Sekuritas Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).




Komentar